SDIT Ibnu Abbas Gelar Training Service Excellence
Pertengahan bulan Januari
ini, SDIT Ibnu Abbas mengadakan pelatihan service Excellence yang merupakan
program kehumasan. Service Excelence adalah pelayanan terbaik dalam memehuhi
harapan dan kebutuhan pelanggan yang memenuhi standar kualitas sehingga sesuai
dengan harapan dan kepuasan pelanggan.
Tujuan diadakan acara ini yaitu untuk melatih
karyawan serta guru diharapkan menjadi pribadi yang lebih matang dalam
berkomunikasi dan mampu ‘menjual’ SD IT Ibnu Abbas ke masyarakat dengan baik. Training
service excellence ini dipandu oleh Ustadz Karsiwi Tri Setyiantoro selaku
direktur BMT Binamas Purworejo. Kegiatan ini
dihadiri oleh lebih kurang 40 peserta, yaitu seluruh guru dan karyawan SD
IT Ibnu Abbasa beserta tamu undangan
perwakilan masing-masing lembaga dari Yayasan Ibu Abbas Kebumen.
Ustadz
Karsiwi Tri Setyiantoro memaparkan bahwa ada prinsip yang harus diperhatikan
oleh sebuah instansi yaitu bagaimana agar layanan yang baik berkualitas kepada
pelanggan menjadi sebuah budaya melayani (service
culture). Tentunya butuh suatu pembiasaan dan dukungan semua pihak,
terutama dalam ruang lingkup sekolah yang meliputi satpam, bagian keuangan, CS,
guru wali / guru piket yang merupakan bagian terdepan dalam menghadapi
pelanggan atau dlam hal ini wali siswa.
Ustadz Karsiwi juga menekankan
agar senantiasa menerapkan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dalam
mengahadapi pelanggan baik itu orangtua wali, siswa atau mengahadapi tamu.
Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu dari segi skil atau
kompetensi petugas, dari segi komunikasi, dan dari segi penampilan.
Dari segi skil atau kompetensi sudah selayaknya
dimiliki oleh petugas yang menjadi ujung tombak dalam sebuah instansi. Kompetensi
yang harus dimiliki yaitu, pengasaan product kowldege (mengetahuai apa itu
kelabihan dan kekurangan instansiny), menguasai standar pelayanan diantaranya
bersikap 5 S tadi, dan bisa menerapkan manajemen konflik artinya dapat
menyelesaikan masalah dengan tenanng dan damai. Misal ketika ada pelanggan atau
tamu datang untuk mengajukan komplain, maka petugas harus dapat menghadapainya
dengan senantiasa bersikap tenang dan ramah.
Selanjutnya dari segi
komunikasi, seorang petugas harus menggunakan bahasa yang santun baik itu bahasa
verbal maupun bahasa tubu(gestrure). Tidak
hanya itu, intonasi suara pun harus sesuai dengan tujuannya dan dilaksanakan dengan
benar dan sopan. Tak lupa faktor yang harus diperhatikan selanjutnya yaitu,
faktor penampilan. Seudah selayaknya seorang petugas yang senantiasa berhadapan
dengan konsumen menjaga penampilan pribadinya. Baik itu dari segi kebersihan
diri, kerapian berbusana, maupun tata rias wajah, rambut maupun aksesoris yang
dipakai. Sudah semestinya tidak memakai riasan dan aksesoris yang berlebihan
apalagi instansi yang ditempati adalah lingkungan sekolah.
Materi training service
excellence yang disampaikan oleh ustadz Karsiwi juga membahas secara detail
tentang bagaimana seorang satpam dan bagian keuangan seharusnya bersikap dan
berpenampilan. Karena merekalah yang pertama kali dan sering ditemui tamu atau
pelanggan dalam hal ini orangtua siswa. Ada beberapa hal yang tidak boleh
dilakukan seorang satpam, yaitu tidak ramah saat menyambut tamu, meninggalkan
tempat kerja tanpa berkoordinasi dengan petugas yang lain, dan bermain HP atau
membaca surat kabar pada saat bertugas.
Bagian keuangan juga menjadi
sorotan utama dalam pelatihan service excelence ini. Seorang petugas bagian
keuangan diharapkan mempunyai sikap yang baik ketika melayani. Sikap ini
terbagi dalam tiga sesi yaitu, sikap ketika mengawali layanan, sikap selama
melayani, dan sikap mengakhiri layanan. Tak hanya sikap yang baik saja saja
yang harus dimilki tetapi skill atau kemampuan tentang keuangan pun harus
dimiliki, meliputi kecepatan waktu proses transaksi, ketelitian dan ketepatan ketika melakukan
transaksi, serta harus dapat menyampaikan data yang akurat dengan melakukan
konfirmasi kepada customer.
Materi tentang pelayanan
prima telah disampaikan oleh Ustadz Karsiwi dengan gamblang. Beliau juga
mengingatkan kembali bahwa contoh terbaik adalah mengikuti sunat Nabi Muhammad
SAW. Kemudian acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang disambut antusias oleh
peserta training. Kesuluruhan acara pun berjalan dengan lancar dan harapan terbesar
setelah mengikuti acara ini yaitu semua peserta memiliki empat standar, yang
paling utama yaitu standar kepribadian (sesuai ajaran islam), dan standar
sosial (mampu berkomunikasi dengan baik)
seperti yang dituturkan Ibu Kepala Sekolah SDIT Ibnu Abbas Ustadzah
Murniatun. (Tim Humas)